Kata kerja pasif adalah jenis kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima tindakan dari objek. Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan “di-“, “ter-“, atau “ke-” pada kata kerja aktif. Contoh: “Buku itu dibaca oleh Andi.”
Kata kerja pasif telah digunakan dalam bahasa Indonesia sejak zaman dahulu. Bukti penggunaannya dapat ditemukan dalam prasasti-prasasti dan dokumen-dokumen kuno. Kata kerja pasif juga banyak digunakan dalam bahasa Melayu dan bahasa-bahasa Austronesia lainnya.
Kata kerja pasif memiliki beberapa manfaat dalam penggunaan bahasa, di antaranya:
- Menekankan objek: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menekankan objek kalimat. Hal ini dapat berguna dalam situasi di mana objek lebih penting daripada subjek.
- Menghilangkan subjek yang tidak diketahui: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghilangkan subjek kalimat yang tidak diketahui atau tidak penting. Misalnya, “Buku itu dibaca.” (Subjek “Andi” tidak disebutkan karena tidak penting.)
- Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami) yang dapat terdengar kurang objektif.
- Menjaga kerahasiaan: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan subjek kalimat. Misalnya, “Laporan itu telah dibuat.” (Subjek yang membuat laporan tidak disebutkan.)
- Menunjukkan proses yang sedang berlangsung: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menunjukkan proses yang sedang berlangsung. Misalnya, “Rumah itu sedang dibangun.”
- Menunjukkan hasil tindakan: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menunjukkan hasil tindakan. Misalnya, “Soal ujian telah diperiksa.”
- Menghindari penggunaan bentuk aktif yang canggung: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghindari penggunaan bentuk aktif yang canggung. Misalnya, daripada mengatakan “Saya dipukul oleh Andi,” lebih baik mengatakan “Saya dipukul Andi.”
- Menjaga konsistensi gaya bahasa: Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menjaga konsistensi gaya bahasa dalam sebuah tulisan, terutama dalam penulisan ilmiah atau formal.
Nutrisi | Manfaat |
---|---|
Vitamin C |
– Meningkatkan sistem kekebalan tubuh – Melindungi sel-sel dari kerusakan – Membantu penyerapan zat besi |
Vitamin A |
– Menjaga kesehatan mata – Mendukung pertumbuhan dan perkembangan – Memelihara kesehatan kulit |
Vitamin E |
– Bertindak sebagai antioksidan – Melindungi sel-sel dari kerusakan – Mendukung kesehatan kulit dan rambut |
Vitamin K |
– Penting untuk pembekuan darah – Membantu menjaga kesehatan tulang – Mendukung fungsi hati |
Kalsium |
– Membangun dan menjaga kesehatan tulang dan gigi – Mendukung fungsi otot dan saraf – Membantu mengatur detak jantung |
Zat Besi |
– Membawa oksigen ke seluruh tubuh – Mendukung produksi sel darah merah – Mencegah anemia |
Zinc |
– Mendukung fungsi kekebalan tubuh – Membantu penyembuhan luka – Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan |
Magnesium |
– Mendukung fungsi otot dan saraf – Membantu mengatur kadar gula darah – Mendukung kesehatan jantung |
Kalium |
– Membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit – Mendukung fungsi otot dan saraf – Membantu menurunkan tekanan darah |
Fosfor |
– Membangun dan menjaga kesehatan tulang dan gigi – Mendukung fungsi otot dan saraf – Membantu mengatur keseimbangan asam-basa |
Kata kerja pasif adalah jenis kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima tindakan dari objek. Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan “di-“, “ter-“, atau “ke-” pada kata kerja aktif.
Kata kerja pasif memiliki beberapa fungsi dalam bahasa Indonesia, di antaranya:
- Menekankan objek kalimat.
- Menghilangkan subjek yang tidak diketahui atau tidak penting.
- Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami) yang dapat terdengar kurang objektif.
- Menjaga kerahasiaan subjek kalimat.
- Menunjukkan proses yang sedang berlangsung.
- Menunjukkan hasil tindakan.
- Menghindari penggunaan bentuk aktif yang canggung.
- Menjaga konsistensi gaya bahasa dalam sebuah tulisan.
Selain itu, kata kerja pasif juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kata kerja aktif, di antaranya:
- Lebih sopan dan formal.
- Lebih objektif dan tidak memihak.
- Lebih efektif untuk menyampaikan informasi yang kompleks.
- Lebih mudah dibaca dan dipahami.
Dengan demikian, kata kerja pasif merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.
Kata kerja pasif memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami untuk menggunakannya secara efektif. Pertama, kata kerja pasif selalu berfokus pada objek yang menerima tindakan, bukan pada subjek yang melakukan tindakan. Hal ini berbeda dengan kata kerja aktif yang berfokus pada subjek yang melakukan tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi,” objek “buku” menerima tindakan “dibaca”, sedangkan subjek “Andi” melakukan tindakan tersebut. Kedua, kata kerja pasif biasanya digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam penulisan akademis, laporan, atau dokumen hukum. Hal ini karena kata kerja pasif dianggap lebih sopan dan objektif dibandingkan dengan kata kerja aktif. Ketiga, kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami) yang dapat terdengar kurang objektif. Misalnya, daripada mengatakan “Saya menulis laporan ini,” lebih baik mengatakan “Laporan ini ditulis oleh saya.”
Kata kerja pasif merupakan aspek penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki beberapa fungsi dan kelebihan. Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menekankan objek kalimat, menghilangkan subjek yang tidak diketahui atau tidak penting, menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, menjaga kerahasiaan subjek kalimat, menunjukkan proses yang sedang berlangsung, menunjukkan hasil tindakan, menghindari penggunaan bentuk aktif yang canggung, dan menjaga konsistensi gaya bahasa dalam sebuah tulisan. Selain itu, kata kerja pasif juga lebih sopan dan formal, lebih objektif dan tidak memihak, lebih efektif untuk menyampaikan informasi yang kompleks, serta lebih mudah dibaca dan dipahami. Dengan memahami aspek-aspek penting kata kerja pasif, kita dapat menggunakannya secara efektif untuk menyampaikan informasi secara jelas dan efisien.
Kata kerja pasif atau passive voice adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan bahwa objek kalimat dikenai tindakan oleh subjek. Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan “di-“, “ter-“, atau “ke-” pada kata kerja aktif. Contoh: “Buku itu dibaca oleh Andi.”
Kata kerja pasif memiliki beberapa fungsi dan kelebihan dalam penggunaan bahasa, di antaranya:
Andi: Apa saja fungsi kata kerja pasif?
Dr. Akamsi: Fungsi kata kerja pasif antara lain:
- Menekankan objek kalimat.
- Menghilangkan subjek yang tidak diketahui atau tidak penting.
- Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami) yang dapat terdengar kurang objektif.
- Menjaga kerahasiaan subjek kalimat.
- Menunjukkan proses yang sedang berlangsung.
- Menunjukkan hasil tindakan.
- Menghindari penggunaan bentuk aktif yang canggung.
- Menjaga konsistensi gaya bahasa dalam sebuah tulisan.
Kira: Apa saja kelebihan kata kerja pasif?
Dr. Akamsi: Kata kerja pasif memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
- Lebih sopan dan formal.
- Lebih objektif dan tidak memihak.
- Lebih efektif untuk menyampaikan informasi yang kompleks.
- Lebih mudah dibaca dan dipahami.
Via: Kapan sebaiknya kita menggunakan kata kerja pasif?
Dr. Akamsi: Kata kerja pasif sebaiknya digunakan dalam situasi formal atau resmi, seperti dalam penulisan akademis, laporan, atau dokumen hukum. Kata kerja pasif juga dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, menjaga kerahasiaan subjek kalimat, atau menekankan objek kalimat.
Saskia: Apakah ada perbedaan antara kata kerja pasif dan kata kerja aktif?
Dr. Akamsi: Ya, ada perbedaan antara kata kerja pasif dan kata kerja aktif. Kata kerja pasif berfokus pada objek yang menerima tindakan, sedangkan kata kerja aktif berfokus pada subjek yang melakukan tindakan.
Bunga: Bagaimana cara membentuk kata kerja pasif?
Dr. Akamsi: Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan “di-“, “ter-“, atau “ke-” pada kata kerja aktif. Misalnya, “baca” menjadi “dibaca”, “tulis” menjadi “tertulis”, dan “makan” menjadi “kemakan”.
Dengan memahami dan menggunakan kata kerja pasif secara efektif, kita dapat menyampaikan informasi dengan jelas, objektif, dan mudah dipahami. Kata kerja pasif merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang perlu dikuasai untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi.